KESENIAN JARANAN
|
Sumber: http://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1339851601/parade-budaya-kediri |
Ragam
kesenian di Kabupaten Kediri tentunya tidak lepas dari sejarah kerajaan
Kediri.Beberapa kesenian khas daerah yang dapat dinikmati wisatawan antara lain
Seni Jaranan, kethek ogleng dll.
Kesenian Jaranan menyuguhkan berbagai atraksi menarik yang kadang mampu
membangkitkan rasa takjub.Atraksi gerak pemain dengan diiringi tabuhan gamelan
serta sesekali diselingi unsur magis menjadikan kesenian ini layak ditonton.
Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa kesenian Jaranan yang
dapat dinikmati diantaranya Jaranan Senterewe, Jaranan Pegon, Jaranan Dor, dan
Jaranan Jowo. Jaranan Jowo merupakan salah satu kesenian Jaranan yang
mengandung unsur magis dalam tariannya. Dimana pada puncaknya penari akan
mengalami TRANCE (kesurupan) dan melakukan aksi berbahaya yang terkadang di luar akal manusia.
Sedangkan Jaranan Dor, Jaranan Pegon, dan Jaranan Senterewe lebih mengedepan
kan kreatifitas gerak dengan iringan musik yang dinamis. Jaranan Senterewe
merupakan jaranan yang digemari, karena dalam penampilannya selalu disertai
hiburan lagu-lagu yang bernada diatonis. Seluruh kesenian jaranandi Kabupaten
Kediri berada di bawah naungan Paguyuban Seni Jaranan (PASJAR) Kabupaten
Kediri. Pemakeman Jaranan Kediri mengalami kendala karena hampir di setipa
daerah terdapat kesenian ini, terutama daerah sekitar kediri, namun berbeda
gerakanya. Perlu kajian sejarah untuk menetapkan pakem.
Sejarah Jaranan
Jaranan, sebenarnya menggambarkan cerita masa lalu, ketika Raja
Bantar Angin, seorang raja dari Ponorogo bermaksud melamar Dewi Songgolangit,
putri cantik dari kerajaan Kediri, atau yang biasa disebut juga dengan Dewi
Sekartaji atau Galuh Candra Kirana. Konon menurut cerita, karena wajahnya
jelek, Raja Bantar Angin akhirnya menyuruh Patihnya, yang bernama Pujangga
Anom, seorang patih yang dikenal sangat tampan. Agar Dewi Sekartaji tidak
tertarik dengan Patih Pujangga Anom, Raja Bantar Angin memintanya memakai
sebuah topeng buruk rupa. Lalu Patih Pujangga Anom, datang ke kerajaan Kediri,
menyampaikan maksud rajanya. Putri Sekartaji, yang mengetahui Patih Pujangga
Anom mengenakan topeng, merasa tersinggung, lalu menyumpahi agar topeng
tersebut, tidak bisa dilepas seumur hidup. Raja Bantarangin, akhirnya datang
sendiri ke Kerajaan Kediri. Sebagai gantinya, Dewi Songgolangit meminta 3
persyaratan. Jika Raja Bantarangin bisa memenuhi, dirinya bersedia diperistri.
Tiga syarat tersebut, binatang berkepala dua, 100 pasukan berkuda warna putih,
dan alat musik yang bisa berbunyi jika dipukul bersamaan. Sayangnya, Raja
Bantarangin, hanya bisa memenuhi 2 dari 3 persyaratan tersebut, 100 kuda warna
putih yang digambarkan dengan kuda lumping, alat musik yang bisa dipukul bersamaan
yakni gamelan. Sehingga, terjadi pertempuran diantara keduanya. Kerajaan
Kediri, datang dengan membawa pasukan berkuda, yang kini digambarkan sebagai
jaranan, sementara Kerajaan Ponorogo membawa pasukan, yang kini digambarkan
sebagai kesenian Reog Ponorogo.
Diperjalanan, terjadi
pertempuran. Raja Ponorogo yang marah, membabat macan putih yang ditunggani
patih kerajaan Kediri, dengan cambuk samandiman, hingga akhirnya melayang ke
kepala salah satu kesatria dari Ponorogo. Bersamaan dengan kejadian tersebut,
seekor burung merak, kemudian juga menempel dikepala kesatria tersebut,
sehingga ada kepala manusia yang ditempeli kepala macan putih dan merak, ini
yang sekarang disimbolkan reog Ponorogo. Bahkan, dalam tarian reog, semua
penari juga membawa cambuk. Sementara dalam kesenian jaranan, menggambarkan
pasukan berkuda Dewi Sekartaji yang hendak melawan Raja Ponorogo. Barongan,
Celeng dan atribut didalamnya, sebagai simbol, selama dalam perjalanan menuju
Ponorogo yang melewati hutan belantara, pasukan juga dihadang berbagai hal,
seperti naga, dan hewan hewan liar lainnya.
KETHEK
OGLENG
|
Sumber: http://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1339851601/parade-budaya-kediri |
Selain jaranan, Kediri juga punya kesenian khas yang lain.
Bahkan, tari yang dicuplik dari kisah asmara Panji Asmarabangun dan Dewi
Kilisuci tersebut juga sudah mendunia. Tapi sekarang tari ini terancam punah.
Bagi komunitas seniman Kediri, nama Guntur sudah tidak asing lagi. Dedikasinya
terhadap dunia seni bahkan sudah membawanya hingga ke berbagai negara di dunia.
Memperkenalkan tari nasional ke seluruh dunia. Salah satunya adalah
mempertontonkan tari Kethek Ogleng. Menurut Guntur, tari Kethek Ogleng sudah
ada sejak puluhan tahun yang lalu. Tari ini mengalami masa puncak pada era
70-an. Seiring berjalannya waktu, tari Kthek Ogleng perlahan-lahan mulai jarang
ditampilkan. Pada era 90-an kegemaran masyarakat dan seniman mulai bergeser.
Mereka lebih suka memainkan jaranan yang gerakan dan musiknya lebih sederhana.
Tak heran bila saat ini warga Kediri lebih mengenal jaranan sebagai seni khas
Kediri dibandingkan Kethek Ogleng. Apa yang membuat Kethek Ogleng menjadi
kesenian khas Kediri? Guntur mengatakan sebenarnya tari tersebut berasal dari
legenda Kota Kediri. Yaitu kisah percintaan Panji Asmorobangun dengan Dewi
Sekartaji dalam Cerita Panji.
Kera atau kethek yang ditampilkan pada cerita tersebut adalah
jelmaan dari Panji Asmorobangun. Dia berubah wujud menjadi seekor kera putih
yang sedang mencari calon pendamping hidup.
Saat berkelana di hutan kera putih berjumpa dengan Endang Roro
Setompe yang merupakan nama lain dari Dewi Sekartaji. Melihat sosok Dewi
Sekartaji yang cantik jelita, Panji pun tergoda. Namun sayangnya Sekartaji
tidak mau memiliki suami seeekor kera. “Akhirnya Sekartaji meninggalkan kera
sendirian di tengah hutan,” cerita Guntur.
Cerita itulah yang kemudian ditampilkan dalam bentuk satu tarian
dengan nama Kethek Ogleng. Sebenarnya untuk bisa menampilkan kesenian itu hanya
dibutuhkan dua orang penari dengan iringan musik gamelan. Penari pertama
berperan sebagai kera putih dan penari kedua berperan sebagai Dewi Kilisuci.
(materi ini disampaikan oleh Moh Haris hariyadi
pada kajian KOMIK (komunikasi Mahasiswa Kediri) di Surabaya)
SIMPANG LIMA GUMUL
|
http://www.kedirikab.go.id/index.php? |
Monumen Simpang
Lima Gumul atau
biasa disingkat SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi
ikon Monumen Simpang
Lima Gumul atau
biasa disingkat SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi
ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de
Triomphe yang berada di Paris, Perancis. SLG
mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas
oleh Bupati Kediri
saat itu, Sutrisno. Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo,Kecamatan
Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnnya di
pusat pertemuan lima jalan yang menuju keGampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten,
Kediri.
Jika Arc de
Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi
Perancis dalam Revolusi
Perancis dan Perang
Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati
siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangunDalam beberapa sumber
menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja
dari Kerajaan
Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di
Kabupaten Kediri.
Selain sebagai
ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan
perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri,
sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri
semakin bertambah maju. Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang
strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention
hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal bus antar
kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer (buka pada waktu-waktu
tertentu) Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul
Paradise Island.
Sumber:
Makanan Khas
Kediri –Tahu Takwa-
Kota Kediri dikenal dengan nama Kota
Tahu, tentu kamu bisa menemukan banyak tahu yang bermacam-macam, salah satunya
“tahu takwa”. Tahu takwa, yang menjadi oleh-oleh khas Kota Kediri sejak tahun
1912. Tahu ini masih dibuat secara manual dengan tangan manusia. Menghasilkan,
rasa tahu yang gurih, lebih kenyal dan tidak ada rasa masam sama sekali.
Sumber:
http://i2.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/tahu-takwa-khas-kediri.jpg
Makanan
Khas Kediri -Sate Bekicot-
|
Kalau anda ke Kediri, jangan lupa
pergi untuk menikmati sate bekicot di Desa Jarak, kecamatan Plosoklaten. Jangan
jijik dulu kalau kamu mendengar kata hewan yang satu ini. Pecayalah, dagingnya
enak dang nggak bau amis. Satu porsi sate bekicot ini berisi 50 tusuk yang
disiram dengan sambel kacang dan itu cukup di makan untuk 2 orang. Jika ingin
sesuatu lebih gurih anda bisa mencoba kripik bekicot. Semua yang berbahan
bekicot bakal kamu temui di Desa Jarak dengan nama Sate Bekicot 02. |
Sumber:
http://i0.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/Sate_bekicot.jpg
Makanan
Khas Kediri -Sate Emprit-
Tahu nggak anda emprit itu apa?
Emprit itu sejenis burung pencuri padi yang hanya bisa anda temui di sawah.
Tapi di tangan warga Kediri, burung emprit menjadi makanan khas kuliner
mereka. Sate emprit ini di padukan dengan bumbu garam, bumbu kacang dan
kecap, membuat makanan ini menjadi lebih gurih. Sate emprit juga dinikmati
dengan sambal pedas yang dijamin membuat anda ketagihan.
Sumber:
http://i1.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/sate-emprit-3.jpg
Makanan
Khas Kediri -Gethuk Pisang-
Mencari makanan yang satu ini cukup
gampang. Karena disepanjang jalan Dhoho Kediri, anda bakal menemukan
lapak-lapak yang berjualan gethuk pisang ini. Olahan dari pisang ini rasanya
manis, sedikit asam dan legitnya membuat lidah anda terkejut akan enaknya.
Gethuk Pisang ini dibuat seperti lontong dan dibalut dengan daun pisang. Untuk
membelinya, anda harus berhati-hati memilihnya. Karena ada penjual yang
biasanya membuat gethuk pisang ini dengan pembungkus yang sangat tebal.
Sumber: http://i1.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/gethuk-pisang.jpg
Makanan
Khas Kediri -Soto Depot Pojok Kediri-
Pasti
banyak kamu jumpai soto kalau main di Koita Kediri, tapi salah satu yang
terkenal adalah Soto Ayam Depot Pojok Kediri di daerah jalan Doho. Racikan soto
ini masih mempertahankan resep lamanya dan kuah soto yang gurih dan disajikan
dengan potongan ayam suwir. Kalau anda mau, soto ini bisa ditambah dengan
jeroan rempelo ati dan uritan. Salah satunya yang paling unik soto ini, anda
bisa makan dengan tahu goreng.
Sumber: http://i1.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/pojok.jpg
Makanan
Khas Kediri -Nasi Tumpang Pecel-
Kita kembali ke jalan Dhoho Kediri,
jalan kuliner wajibnya wing kediri. Di saini kamu bisa menemukan nasi tumpang
pecel yang enak. Nasi tumpang pecel ini, baru dibuka mulai pukul 15.00 WIB.
Nasi tumpang pecel disajikan dengan cara nasi yang diberi aneka lalapan sayur,
kemudian disiram dengan sambel tumpang yang enak dan diberi peyek yang
renyah.Nasi ini disajikan dengan diatas pincuk yang terbuat dari daun pisang.
Anda bisa menikmati nasi tumpang pecel ini dengan sendok atau menggunkakan
tangan.
Sumber:
http://i0.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/nasi-tumpang-pecel.jpg
Makanan
Khas Kediri -Stik Tahu Kediri-
Salah satu variasi dari tahu Kediri
adalah Stik Tahu Poo. Stik tahu ini bisa anda dapatkan di pusat oleh-oleh di
jalan Pattimura (Kali Brantas) dan jalan Yos Sudarso. Makanan ringan yang
dibuat dengan cara tradisional dari tahu dan berbagai rempah ini cocok buat
anda yang lagi diet. Jika dibandingkan dengan keripik lain, stik tahu ini
lembut dan tetap crispy kalau digigit. Kalau kamu main ke Kediri gak afdhol
rasanya kalau anda belum makan dan bawa pulang oleh-oleh stik tahu ini.
Sumber:
http://i0.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/Stik-Tahu-Poo.jpg
Makanan
Khas Kediri -Kerupuk Upil Kediri-
Kerupuk upil kesalah satu makanan
yang gurih dan nikmat dari daerah Kediri yang patut anda coba. Kerupuk ini
berbeda dengan yang lain, yaitu cara pembuatannya. Jika umumnya kerupuk
digoreng dengan menggunakan minyak, kerupuk upil khas Kediri digoreng dengan
media pasir panas yang sudah dibersihkan sebelumnya.
Rasa dan cara membuatnya inilah yang
membuat kerupuk upil kediri ini beda dengan jenis kerupuk yang lain. Biasa
disajikan dengan sambel petis ataupun sambel pecel dengan cara mencocolnya,
kerupuk ini akan tulus menemani goyangan lidah anda.
Sumber:
http://i2.wp.com/kinerjaaktif.com/wp-content/uploads/2015/08/kerupuk-upil-khas-kediri.jpg